Teknologi tak selalu memberi
dampak positif. diera yang super canggih ini internet dan era digital saat ini bisa bikin orang stres.
Nggak percaya?
Manusia super moderen semakin dimudahkan
mengakses informasi salah-satunya internet. Google dan berbagai medis SOSMED lainya merupakan contoh kecilnya. Sampai pada kondisi dimana pengguna internet merasa
dibombardir dengan namanya informasi. Ya, banyak informasi emang
bagus, tapi kalau berlebihan apakah otakmu kuat menampungnya? Di saat
inilah kamu mungkin sedang mengalami yang namanya ‘kelebihan informasi’.
Akses Informasi Hanya Hitungan Detik, Kamu Cuma Butuh Sekali Klik
Digitalisasi informasi ternyata membuat
penerbitan fisik perlahan mulai ditinggalkan. Penyedia konten
mati-matian berkompetisi sehingga proses penyampaian informasi dari
pembuat konten kepada pembaca atau pengguna nggak lagi “romantis”.
Buku elektronik (e-book) bisa diakses
gratis. Nggak ada lagi cerita bahwa kamu lagi nabung buat beli buku
incaranmu. Pergi ke toko buku juga udah jarang. Sekali klik dan kamu
bisa dapat apa yang kamu inginkan. Bahkan, tanpa harus beranjak dari
tempat dudukmu lho!
Ketika Bekerja Dengan Komputer Dan Koneksi Internet Justru Membuatmu ‘Nggak Aman’
Yup, kamu merasa dalam kondisi yang
nggak nyaman akibat kemudahan akses informasi ini. Informasi justru jadi
distraksi buat pekerjaanmu. Ketersediaan koneksi internet bikin kamu
bisa sewaktu-waktu meninggalkan pekerjaanmu. Entah buka Facebook,
‘ngecek’ timeline Twitter, baca berita online, atau tiba-tiba tenggelam dalam blog salah satu temanmu.
Penulis Bisa Jadi Pihak Yang Paling Rentan Terhadap Gempuran Teknologi Informasi
Ketika mengerjakan sebuah topik, penulis
butuh setidaknya 3 sumber referensi buat membuktikan bahwa apa yang dia
tulis itu valid. Padahal, satu referensi hampir pasti menyisipkan link untuk informasi lain yang berkaitan.
Kamu berpikir bahwa terus menambah
informasi akan memperkaya pengetahuanmu dan hasil tulisanmu juga bakal
makin keren. Tapi, kamu justru nggak segera menyelesaikan pekerjaanmu
dan ketinggalan deadline.
Kamu Nggak Bisa Fokus Kerja. Dengan Kata Lain, Kamu Sedang Merugikan Kantormu
Dalam dunia bisnis, ‘kelebihan
informasi’ yang dialami pegawai adalah kerugian bagi perusahaan.
Pasalnya, hal ini menyebabkan produktivitas karyawan menurun. Ketika
satu pekerjaan sebenarnya bisa diselesaikan dalam waktu 1 jam, kasus
‘kelebihan informasi’ membuat karyawan butuh waktu 1 jam 30 menit untuk
menyelesaikan pekerjaan itu.
Waktu tambahan itu akibat dari kebiasaan berulang kali memeriksa email spam, RSS-feed,
atau hal-hal lain. Ironisnya, nggak semua karyawan menganggap
bahwa produktivitas yang menurun ini masalah. Ada pula yang menganggap update informasi setiap waktu adalah bagian dari pekerjaan.
Bersikap Ragu-Ragu, Lalu Membuat Keputusan Yang Gegabah
Sikap ragu-ragu diakibatkan karena
banyaknya pilihan informasi yang bisa kamu akses. Dalam situasi ini,
otakmu justru nggak bisa bekerja dan cenderung mentok. Lalu, kamu
memilih bersikap pasif. Menunggu sesuatu yang bisa membuat otakmu
kembali bekerja. Padahal, waktu terus berputar dan nggak akan menunggu
kamu.
Betapa yang benar dan salah justru jadi
teka-teki buat kamu. Di saat seperti ini kamu nggak bisa membedakan
antara mana informasi yang layak dibaca dan mana yang nggak. Situasi
terdesak membuatmu terburu-buru mengambil keputusan atau dengan kata
lain kamu justru membuat keputusan yang salah.
Merasa Tertekan, Kemudian Stres
Ketika kondisi ‘kelebihan informasi’ ini
udah terlalu kronis. Kamu hanya akan merasa panik dan tertekan. Kamu
stres, nggak bisa cari-cari informasi lagi dan tentu saja nggak bisa
kerja.
Soal kasus ‘kelebihan informasi’, Lucy Jo Palladino menjelaskan lewat bukunya yang berjudul Find Your Focus Zone: An Effective New Plan to Defeat Distraction and Overload.
Menurutnya, ‘kelebihan informasi’ terjadi apabila seseorang berusaha
mencari informasi lebih banyak dan terus-menerus sementara otaknya nggak
bisa bekerja sehebat itu.
Di tahun 1970, Alvin Toffler lewat Future Shock
juga menarik kesimpulan bahwa ‘kelebihan informasi’ adalah frasa yang
kurang tepat untuk menjelaskan apa yang kita rasakan ketika sedang online. Menurut neuroscientists
(ilmuwan yang mempelajari syaraf manusia), istilah yang lebih tepat
adalah ‘kelebihan kognitif’. Pasalnya, kasus ini menjelaskan tentang
bagaimana otak merespon informasi yang disajikan.
Jadi, Gimana Mengatasi Kondisi Ini?
Kamu Perlu Sejenak Menjauh Dari Komputer
Ibaratnya kamu sedang membawa pulang tas
berisi belanjaan, kamu butuh waktu untuk sejenak meletakannya begitu
sampai di rumah. Kamu butuh istirahat sebelum kembali membuka tas
belanjaanmu dan mengeluarkan isinya satu-persatu. Memilah mana yang
harus masuk lemari dapur dan mana yang wajib masuk kulkas.
Yup, kamu butuh menjauh dari komputermu
untuk sementara waktu. Otak dan komputermu sama-sama butuh istirahat.
Kamu perlu rileks untuk mengembalikan kinerja otakmu. Menenangkan diri
sebelum membuat keputusan-keputusan penting.
Kontrol Dirimu Sendiri
Kamu harus punya kekuatan untuk
mengendalikan dirimu sendiri. Gimana caranya kamu bisa fokus dan
bersikap disiplin. Kuatkan dirimu buat nggak terlalu penasaran dengan
apa yang terjadi di luar sana atau selama kamu kerja.
Buat Data Prioritas
Ketika berkutat dengan satu pekerjaan
yang membutuhkan banyak referensi, kamu harus pintar memilah. Misal,
kamu bisa membuat daftar sumber informasi mana saja yang boleh dibaca
atau dipakai. Pastikan bahwa selain yang tertulis di daftarmu emang
lebih baik diabaikan.
Sesuatu yang kamu hasilkan harus
benar-benar baru dan relevan; bukan sekedar menuliskan apa yang pernah
kamu baca. Tapi, kamu harus pintar mengelaborasikan data-data itu
sehingga menghasilkan sesuatu yang benar-benar berguna.
Ketika Banyak Informasi Baru, Tentukan Batasan Yang Tegas
Internet emang bisa diakses 24 jam 7
hari nonstop. Selama itu kamu bisa dapat berbagai informasi yang kamu
inginkan. Bahkan, seringkali kamu terpaksa mengakses informasi yang
sebenarnya nggak kamu butuhkan.
Nggak semua informasi yang kamu dapatkan
itu penting. Jadi. kamu harus bisa menyaring sumber-sumber informasi
yang kamu baca. Pastikan kamu membaca yang paling penting dan paling
bagus diantara informasi yang ada.
Kamu Punya Waktu Khusus Setelah Pekerjaanmu Selesai
Tanyakan pada dirimu sendiri tentang
‘apa tugasmu sebenarnya’, dan ‘mana yang seharusnya jadi prioritas’.
Ketika ada informasi yang nggak relevan sama pekerjaanmu saat ini,
sebaiknya simpan dulu informasi itu. Kamu bisa membacanya ketika
senggang dan nggak sedang dikejar deadline kerjaan.
Semua Harus Teratur
Nggak cuma secara fisik, tapi juga
virtual. Mulailah dengan merapikan meja kerjamu. Selanjutnya, rapikan
isi komputer atau laptopmu. Pastikan folder-foldernya tertata rapi dan
teratur dengan nama-nama folder yang jelas.
Matikan Koneksi Internetmu
Daripada ribet mikir gimana caranya menangani masalah ‘kebanyakan informasi’ mungkin lebih baik kamu sering-sering offline
alias memutus koneksi internetmu. Mungkin awalnya sulit dilakukan
karena kamu “kecanduan” dengan akses internet dan informasi. Tapi,
ketika bisa menerapkan tips-tips di atas, kamu akan merasakan bedanya
bekerja secara online dan offline.
Yang jadi soal bukan berapa banyak
informasi yang bisa kamu akses, tapi bagaimana bisa mengontrol dirimu
sendiri. Kamu harus tetep fokus dan nggak stres supaya bisa terus
belajar dan bekerja. Yang pasti, kemajuan teknologi sebaiknya berdampak
positif dan bukan justru membuatmu tertekan.
excerpt from-Hipwee
budhiku_budhimu_budhikita
budhiku_budhimu_budhikita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar