Bagaimana memilih jurusan kuliah yang tepat ?
nah, kata ini tak asing bagi kalian yang mau graduate tentunya. jauh-jauh hari ribet masalah bagaiman memilih jurusan kuliah dari konsultasi pad guru BK, Guru pembibing, Guru Favorit, Temen, Pacar, Oratu, Kakak, Bahakan Satpam sekolah hal ini wajar-wajar kalian lakuanan karena apa ? simak yang berikut ini
Memilih jurusan kuliah pada dasarnya merupakan sebuah
proses yang sudah dimulai sejak masa anak-anak. Kesempatan, stimulasi,
pengalaman apa saja yang diberikan pada anak sejak kecil secara optimum dan
konsisten, itu akan menjadi bekal, modal dan fondasi minat dan bakatnya. Makin
banyak dan luas exposure-nya, makin anak tahu banyak tentang dirinya, tapi
makin sedikit exposure nya, makin sedikit juga pengetahuan anak tentang
dirinya. Menurut Gunadi et al (2007), ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam melakukan pemilihan jurusan agar jurusan yang dipilih tepat,
berikut tipsnya :
- Mencari
informasi secara detil mengenai jurusan yang diminati. Sebelum memilih jurusan,
hendaknya anak punya informasi yang luas dan detil, mulai dari ilmunya,
mata kuliahnya, praktek lapangan, dosen, universitasnya, komunitas
sosialnya, kegiatan kampusnya, biaya, alternative profesi kerja, kualitas
alumninya, dsb.
- Menyadari
bahwa jurusan yang dipilih hanya merupakan salah satu anak tangga awal
dari dari proses pencapaian karir. Anak perlu tahu realitanya, bahwa jurusan yang
dipilih tidak menjamin kesuksesan masa depannya. Jangan dikira bahwa
dengan kuliah di jurusan tersebut maka hidupnya kelak past sukses seperti
yang di iklankan.
- Jurusan
yang dipilih sebaiknya sesuai dengan kemampuan dan minat siswa yang
bersangkutan. Jika seorang siswa memilih jurusan sesuai dengan
kemampuan dan minatnya, maka dirinya akan mampu bertahan dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan selama kuliah, namun jika dirinya tidak memiliki
kemampuan dan minat dalam jurusan yang dipilih, bisa mempengaruhi motivasi belajar seperti yang telah
dijelaskan di atas.
- Berpikiran
jauh ke depan melihat konsekuensi dari setiap pilihan, apakah mampu menjaga komitmen
dan konsekuensi kerja sebagai akibat dari pilihan itu? Di setiap pilihan
pasti ada konsekuensi profesi, jangan sampai ingin punya status tapi tidak
ingin menjalani konsekuensinya. Jangan sampai ingin jadi dokter tapi tidak
siap mendapatkan panggilan mendadak tengah malam dari pasiennya; ingin
jadi tentara tapi takut berperang; ingin jadi guru tetapi tidak sabar /
tidak senang disuruh menghadapi anak murid. Jadi, kalau sudah punya
cita-cita, siapkan mental, fisik dan komitmen untuk mau belajar menghadapi
tantangannya.
- Jurusan
yang dipilih sebaiknya sesuai dengan cita-cita anak. Setiap anak pasti memiliki
cita-cita. Jika anak bercita-cita menjadi psikolog maka sebaiknya memilih
jurusan psikologi bukan jurusan sosiologi atau yang lainnya. Jika ingin
menjadi dokter, ya harus mengambil kuliah kedokteran. Pelajari bidang
studi yang mempunyai beberapa proses. Misalnya, anak kelak ingin menjadi
dokter bedah, maka terlebih dahulu harus menjalani kuliah di kedokteran
umum.
- Menyiapkan
beberapa alternatif. Alangkah baiknya jika anak memiliki lebih dari
satu alternative untuk menjaga jika dirinya tidak masuk di alternative
pertama, maka masih ada kesempatan di alternative berikutnya. Pemilihan
alternative studi harus pun diupayakan yang masih sesuai dengan minat dan
kemampuan anak, bukan karena pilihan yang paling besar kemungkinan
diterima padahal tidak sesuai minat.