Senin, 05 Januari 2015

Jurus Bagaimana Memilih Jurusan Kuliah Yang Tepat


Bagaimana memilih jurusan kuliah yang tepat ? 
nah, kata ini tak asing bagi kalian yang mau graduate tentunya. jauh-jauh hari ribet masalah bagaiman memilih jurusan kuliah dari konsultasi pad guru BK, Guru pembibing, Guru Favorit, Temen, Pacar, Oratu, Kakak, Bahakan Satpam sekolah hal ini wajar-wajar kalian lakuanan karena apa ? simak yang berikut ini 

Memilih jurusan kuliah pada dasarnya merupakan sebuah proses yang sudah dimulai sejak masa anak-anak. Kesempatan, stimulasi, pengalaman apa saja yang diberikan pada anak sejak kecil secara optimum dan konsisten, itu akan menjadi bekal, modal dan fondasi minat dan bakatnya. Makin banyak dan luas exposure-nya, makin anak tahu banyak tentang dirinya, tapi makin sedikit exposure nya, makin sedikit juga pengetahuan anak tentang dirinya. Menurut Gunadi et al (2007), ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemilihan jurusan agar jurusan yang dipilih tepat, berikut tipsnya :
  • Mencari informasi secara detil mengenai jurusan yang diminati. Sebelum memilih jurusan, hendaknya anak punya informasi yang luas dan detil, mulai dari ilmunya, mata kuliahnya, praktek lapangan, dosen, universitasnya, komunitas sosialnya, kegiatan kampusnya, biaya, alternative profesi kerja, kualitas alumninya, dsb.
  • Menyadari bahwa jurusan yang dipilih hanya merupakan salah satu anak tangga awal dari dari proses pencapaian karir. Anak perlu tahu realitanya, bahwa jurusan yang dipilih tidak menjamin kesuksesan masa depannya. Jangan dikira bahwa dengan kuliah di jurusan tersebut maka hidupnya kelak past sukses seperti yang di iklankan.
  • Jurusan yang dipilih sebaiknya sesuai dengan kemampuan dan minat siswa yang bersangkutan. Jika seorang siswa memilih jurusan sesuai dengan kemampuan dan minatnya, maka dirinya akan mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama kuliah, namun jika dirinya tidak memiliki kemampuan dan minat dalam jurusan yang dipilih, bisa mempengaruhi  motivasi belajar seperti yang telah dijelaskan di atas.
  • Berpikiran jauh ke depan melihat konsekuensi dari setiap pilihan, apakah mampu menjaga komitmen dan konsekuensi kerja sebagai akibat dari pilihan itu? Di setiap pilihan pasti ada konsekuensi profesi, jangan sampai ingin punya status tapi tidak ingin menjalani konsekuensinya. Jangan sampai ingin jadi dokter tapi tidak siap mendapatkan panggilan mendadak tengah malam dari pasiennya; ingin jadi tentara tapi takut berperang; ingin jadi guru tetapi tidak sabar / tidak senang disuruh menghadapi anak murid. Jadi, kalau sudah punya cita-cita, siapkan mental, fisik dan komitmen untuk mau belajar menghadapi tantangannya.
  • Jurusan yang dipilih sebaiknya sesuai dengan cita-cita anak. Setiap anak pasti memiliki cita-cita. Jika anak bercita-cita menjadi psikolog maka sebaiknya memilih jurusan psikologi bukan jurusan sosiologi atau yang lainnya. Jika ingin menjadi dokter, ya harus mengambil kuliah kedokteran. Pelajari bidang studi yang mempunyai beberapa proses. Misalnya, anak kelak ingin menjadi dokter bedah, maka terlebih dahulu harus menjalani kuliah di kedokteran umum.
  • Menyiapkan beberapa alternatif. Alangkah baiknya jika anak memiliki lebih dari satu alternative untuk menjaga jika dirinya tidak masuk di alternative pertama, maka masih ada kesempatan di alternative berikutnya. Pemilihan alternative studi harus pun diupayakan yang masih sesuai dengan minat dan kemampuan anak, bukan karena pilihan yang paling besar kemungkinan diterima padahal tidak sesuai minat.

Cara Benar Tidur Siang


MUNGKIN saja, gara-gara aktivitas di malam hari masih begitu padat, waktu istirahat jadi berkurang. Bisakah tidur siang jadi solusi?

Menurut dr. Henni Wahyu, sebenarnya ahli kesehatan tidak menganjurkan tidur siang hari dijadikan waktu istirahat layaknya malam. Kalau pun tidur siang dirasa sangat dibutuhkan, dokter di RSIA Budhi Jaya ini menyarankan, manfaatkanlah sebagai waktu rehat dengan batas waktu.

Artinya, istirahat ala kadarnya. Tidak perlu berlebihan guna menghindari dampak negatif dari tidur siang. Hal ini jauh lebih baik dalam memulihkan kondisi tubuh yang lelah.

“Tidur siang sebentar efektif. Tidur siang lama malah jadi lebih letih,” ujarnya saat diwawancarai
Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Rabu (27/11).

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini menambahkan, tidur siang sebentar yang dimaksud adalah tidur dengan cara power nap. Yakni, melakukan rebahan dan memejamkan mata sesaat. Tujuannya agar tubuh dapat memulihkan tenaga setelah bekerja secara berlebihan.

Akan tetapi, power nap sebaiknya dilakukan paling lama dua puluh menit. Pasalnya, tidur siang lebih dari itu justru bisa  memberikan efek buruk.

“Dampak buruknya, malah bisa bikin orang jadi gampang letih atau malah insomnia,” paparnya.

Terkait dengan anggapan bahwa tidur di waktu siang menjelang sore mendatangkan dampak negatif lantaran bisa bikin pusing, Henni menepisnya. Kata dia, tidur menjelang sore tidaklah menjadi masalah asalkan tidak berlebihan.

Menurut dia, tidur siang bukanlah faktor utama orang pusing-pusing setelah tidur. Seseorang yang pusing-pusing akibat tidur siang bisa juga diakibatkan oleh waktu tidur siang yang terlalu lama atau posisi tidur yang kurang tepat.

“Kayak motto hidup aja. Semua yang kecukupan, tidak kebanyakan dan tidak kesedikitan itu baik,” pungkasnya.

Meskipun boleh istirahat di siang hari, Henni tetap menganjurkan agar menggunakan waktu malam hari sebagai waktu tidur. Alasannya, malam hari merupakan masa ketika tubuh manusia mereparasi sel-sel karena pertumbuhan hormon bekerja.

Lebih jauh Henni mengingatkan, bagi usia dewasa, istirahat secara ideal sebanyak 7 jam. Sedangkan remaja muda sekitar 8-10 jam dan anak-anak 5-10 tahun dengan waktu istirahat 10-11 jam.

Lebih dari batas itu sudah masuk kategori berlebihan, sehingga berpotensi mendatangkan keburukan pada tubuh. Inilah yang membuat tidur tak lagi menyehatkan